Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh…..
Wahai bidadariku, penyejuk hatiku, penawar dukaku, calon istriku tahukah kamu bahwa mereka telah membuat surat untuk calon pendamping mereka yang belum mereka ketahui siapa dan dimana keberadaannya, maka akupun ingin menuliskannya untukmu guna mengungkapkan apa yang aku rasa tentangmu….
Sungguh aku sangat merindukanmu, tak ada kata yang sanggup untuk mengungkapkan kerinduanku itu, tak ada pena yang sanggup untuk menulisnya, tak ada warna yang sanggup untuk melukiskan keadaan hatiku ketika merindukanmu, maka dimanapun kamu berada kutuliskan risalah kecil ini untukmu yang merupakan gambaran kecil dari rasa rinduku itu padamu.
Sungguh aku sangat merindukan hari itu dimana takdir akan mempertemukan kita, aku yakin takdir telah menarikku perlahan-lahan dari kejauhan begitu juga dirimu namun dari arah yang berbeda tentunya, sehingga ia akan mempertemukan dan menyatukan kita nantinya.
Aku tahu kau juga merindukanku seperti bulan merindukan mentari, malam merindukan siang namun tahukah kamu kalau Allah memisahkan mereka karena hikmah dan sungguh dibalik itu semua terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Allahlah yang mengatur segalanya, semuanya tunduk pada kehendak Allah, jika Allah berkehendak untuk menyatukan mereka maka itu mudah saja bagi Allah.
Bidadariku, sungguh bahtera ini terasa hampa tanpa dirimu, sedangkan ia harus mengarungi samudra fitnah yang luas yang belum pernah diarungi oleh orang-orang sebelumku, seperti bahtera Nabi Nuh yang tak lengkap tanpa dirimu karena kaulah pasanganku.
Bidadariku, kadang aku berfikir bahwa penantian ini begitu panjang sedangkan hawa disekitarku begitu dingin sehingga membuatku takut membeku dalam kesendirian dan penantianku, namun aku mencoba untuk selalu berbaik sangka pada sang pencipta cinta bahwa ia akan mempertemukan kita disini…di Dunia ini,,,dan disana…di Surganya kelak insya Allah.
Sungguh aku akan selalu mencoba untuk memperbaiki diriku sebelum aku bertemu denganmu agar Allah memperbaikimu untukku karena aku yakin dan percaya pada firman Allah “ wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik “ begitu juga sebaliknya. Aku ingin engkau seperti bunga Abadi, meskipun ia tidak seabadi namanya dan tidak seindah bunga pada umumnya namun ia sangat istimewa, ia hidup di ketinggian yang luar biasa sehingga tidak sembarangan orang bisa menggapai dan memilikinya dan ia selalu sabar menunggu seseorang yang benar-benar serius untuk memilikinya, yang berani mendaki ketingian itu hanya untuk memiliknya.
Wahai penyejuk mataku, sungguh kilau berlian ditepi jalan tidak menggetarkan singgasana cintaku yang sudah lama aku hias untukmu karena nafsu telah mendahuluinya dan akupun berlindung daripadanya. Maka aku akan selalu berdoa (jika Allah mempertemukan kita nanti ) agar Allah tidak mendahulukan nafsuku daripada cintaku padamu karena aku tidak melihat kebaikan pada orang yang mendahulukan nafsunya daripada cintanya.
Bidadariku, sungguh ketika aku mendengar firman Allah Azza Wajalla dalam surat Ar Ruum, Ayat : 21 yang artinya : “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “ dan sabda Nabi Muhammad yang mulia : “ wahai para pemuda barang siapa diantara kalian yang sanggup untuk menikah maka menikahlah, karena sesungguhnya itu bisa lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan “. Semangatku ketika itu berkobar membakar nafsu dan cintaku sehingga menjadikannya satu, kesadaranku hilang sejenak karena terlalu semangat ingin menjawab seruan itu, namun lagi-lagi aku tersadar, teringat bahwa aku tidak tahu kau dimana, akupun berkata dalam hati ini “ ingin rasanya menjemput cinta, namun siapa yang dicinta ?!! ,,sekiranya aku bisa mendengar rintihan hati yang haus dan rindu akan cintamu pastilah aku tidak bisa tidur karenanya…”.
Wahai bidadariku, penyempurna separuh agamaku, ibu dari anak-anakku (insya Allah) walaupun aku yakin kau tak secantik dan secerdas Aisyah dan Fatimah serta tak setakwa Asiah dan Khodijah tapi kau tetap akan menjadi yang terbaik disini….dihatiku,,,tahukah kamu bahwa tangan ini sudah tidak sabar tuk membelaimu, pundak ini tidak sabar untuk kau bersandar kepadanya dan mata ini sudah tidak sabar untuk melihatmu ….
Cinta…terakhir aku titipkan beberapa kata ini untukmu dengan harapan kau selalu menjaga dan mengingatnya dengan baik….cinta, bersabarlah dalam penantianmu dan jagalah hatimu, jagalah imanmu, jagalah takwamu dan jagalah agamamu,,,,karena aku hanya akan mencintaimu karena semua itu maka jika kau lepas semua itu darimu dan kau tidak berhias dengannya sedikitpun maka cintakupun akan sirna seiring dengan sirnanya semua itu dari dirimu,,Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh….
Dari yang merindukanmu :-
Klik disini untuk melanjutkan »»
Rabu, 09 November 2011
Senin, 07 November 2011
Mengambil Pelajaran Dari Kisah Nabi Ibrohim
Label: AL KISAH, tausiahJika kemarin pada hari ‘Arafah kita selalu teringat wasiat-wasiat terakhir Nabi shollallahu ‘Alaihi wassalam pada hari
" اليوم يئس الذين كفروا عن دينكم فلا تخشوهم و اخشون, اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي و رضيت لكم الإسلام دينا "
“ pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.“ QS. Al Maidah, Ayat : 3.
Dan sekarang di tgl 10 dzul hijjah disaat semua orang sedang menunaikan sholat ‘Iedul Adha kita teringat dengan sejarah yang ditulis oleh para sejarawan dengan tinta emas, yang diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’anNya yang akan dibaca hingga hari kiamat kelak, sudah seharusnya kita mengambil ibrah, contoh dan pelajaran dari kisah itu untuk menguatkan iman kita sebagai seorang mukmin kepada Allah Subhana Wata’ala.
# Kisah ayah kita Ibrahim, ketika beliau menghancurkan patung-patung orang kafir waktu itu sehingga membuat mereka marah dan berkata “ bunuhlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kalian” merekapun hendak membakar Ibrohim, sedangkan Ibrohim tidak memiliki daya apa-apa kecuali menyerahkan segala urusannya kepada pemilik Alam semesta seraya berkata : " حسبي الله و نعم الوكيل " - ia yakin kepada Allah bahwa Allahlah yg maha sanggup atas sesuatu, kehendak Alah diatas segalanya maka Allahpun menolongnya dengan menjadikan api itu dingin dan tidak berdampak buruk pada ibrohim Allah berfirman :
" يا نار كوني بردا و سلاما على إبراهيم "
– Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim – QS. Al Anbiya’, Ayat : 69.
Seandainya Allah hanya berkata “ wahai api menjadi dinginlah “ mungkin nabi Ibrohim akan mati beku dalam api itu, namun Allah berkehendak lain, Allah ingin menjadikan kejadian itu sebagai tanda kekuasaanNya dengan menyelamatkan Ibrohim dan menunjukkan bahwa tipu daya mereka sangatlah lemah.
# Siti Hajar Alaihassalam, ketika Nabi Ibrohim meninggalkannya dan anaknya Ismail Alaihissalam yang masih menyusui waktu itu di sebuah lembah yang kering dan tak berpenghuni yang dia sendiri tidak tahu apa alasan Nabi Ibrohim meninggalkan mereka berdua disana, iapun bertanya kepada Nabi Ibrohim : “ kepada siapa kamu titipkan kami disini ?” namun Nabi ibrohim ‘Alaihissalam tidak menjawab, sampai tiga kali siti Hajar menanyakan pertanyaan itu tapi Ibrohim tetap saja tidak menjawab, iapun menarik jubah Nabi Ibrohim dan berkata : “ apakah Allah yang menyuruhmu untuk ini ?!!” Nabi Ibrohimpun menganggukkan kepalanya, “ kalau begitu Allah tidak akan meninggalkan kita (tidak akan menyia-nyiakan kita)!!” lanjut siti Hajar degan yakinnya. Maha suci Allah yang telah memberikan siti Hajar keyakinan yang begitu kuat terhadap Allah, Dzat yang menciptakan semua apa yang di langit dan dibumi, yang membuatnya ridho dengan ketentuan Allah tanpa mengeluh sedikitpun.
Setelah meninggalkan mereka berdua disana dan hendak pulang Nabi ibrohimpun mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah sebagaimana yang diceritakan dalam Al Qur’an surat Ibrohim, Ayat : 37 yang artinya : “ Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur “.
Sungguh Nabi Ibrohim mempunyai keyakinan yang sama dengan apa yang diyakini istrinya sehingga beliau berani meninggalkan mereka berdua disana, karena ia tahu bahwa ini bukanlah perintah sembarangan tapi perintah Tuhan semesta Alam yang maha pengasih lagi maha penyayang terhadap hamba-hambanya.
Allah lalu mengabulkan doa Nabi Ibrohim sehingga tempat itu didatangi oleh manusia yang kemudian tinggal dan menetap disana serta menjadikan tempat itu selalu dikunjungi manusia tiap tahunnya dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan haji dan menjadikannya makmur sampai sekarang.
Setelah ditinggal Nabi Ibrohim, bekal yang hanya cukup untuk beberapa hari itupun habis, air susu menjadi kering dan Nabi ismail tidak berhenti menangis kelaparan dan kehausan, status siti Hajar yang sebagai istri seorang Nabi tidak membuatnya diam begitu saja menunggu makanan dan minuman turun dari langit , akan tetapi ia merusaha mencari, bolak-balik dari bukit Shofa dan Marwa sampai tujuh kali barulah ia mendapatkan mata air yang mengalir di bawah kaki Nabi Ismail yang tidak aka pernah berhenti mengalir sampai hari kiamat kelak itulah air Zamzam.
# tak sampai disana ujian untuk keluarga ini, setelah lama menunggu seorang buah hati Nabi Ibrohim dikaruniai seorang anak laki-laki yaitu ismail ketika ia sudah lanjut usia, baru saja anak itu lahir dia harus meninggalkannya disebuah lembah yang kering dan tak berpenghuni bersama ibunya, setelah ia tumbuh besar kembali ia harus berpisah dengan buah hatinya itu kali ini mungkin untuk yang terakhir kalinya, ia bermimpi menyembelih anaknya, sebagaimana yang kita tahu bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu. Sungguh ini sangat berat bagi Nabi Ibrohim, bagaimana mungkin seorang ayah menyembelih anaknya apalagi anak itu lahir ketika ia sudah lanjut usia, walaupun anak itu adalah seorang yang gila atau bahkan cacat sekalipun seorang ayah tidak akan tega membunuhnya.
Namun dengan keyakinan yang kuat dan ridho terhadap ketentuan Allah maka iapun melaksanakan perintah itu dengan ikhlas, namun sebelumnya ia tidak mau mendapatkan pahala sendiri ia mau berbagi pahala dengan anaknya Ismail, iapun menanyakan pendapat Ismail tentang hal itu, dengan tegasnya Ismail menjawab pertanyaan ayahnya :
“ wahai ayah lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, kamu akan mendapatiku insya Allah termasuk orang-orang yang bersabar..”
sungguh sama sekali ia tidak menyombongkan diri dan berkata : wahai ayah lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, kamu akan mendapati aku kuat atau kebal “ sama sekali tidak tapi ia mendahulukan kehendak Allah diatas segalanya dengan mengucapkan “insya Allah” karena sungguh tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah.Ketika pedang sudah di leher Ismail Allahpun menggantinya dengan hewan Qurban yang besar sungguh Allah maha pemurah lagi maha bijaksana.
Allahu Akbar….Allahu Akbar…Allahu Akbar…Laailaha Illallah Wallahu Akbar…Allahu Akbar Walillahilhamd…..
Itulah cerita yang erat hubungannya dengan hari raya ‘Iedul Adha cerita yang selalu menggetarkan hati orang-orang yang beriman bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan mereka sungguh keimanan dan keyakinan kita tidak ada apa-apanya, dan hendaknya kita sebagai seorang muslim bisa mengambil pelajaran dari kisah diatas bagaimana beliau dan keluarganya memiliki iman dan keyakinan begitu kuat kepada Allah dan selalu ridho serta sabar terhadap apa yang telah ditentukan oleh Allah. Semoga bermanfaat. Klik disini untuk melanjutkan »»
Langganan:
Postingan (Atom)