Rabu, 09 November 2011
Risalah Cinta
Label: orat-oretWahai bidadariku, penyejuk hatiku, penawar dukaku, calon istriku tahukah kamu bahwa mereka telah membuat surat untuk calon pendamping mereka yang belum mereka ketahui siapa dan dimana keberadaannya, maka akupun ingin menuliskannya untukmu guna mengungkapkan apa yang aku rasa tentangmu….
Sungguh aku sangat merindukanmu, tak ada kata yang sanggup untuk mengungkapkan kerinduanku itu, tak ada pena yang sanggup untuk menulisnya, tak ada warna yang sanggup untuk melukiskan keadaan hatiku ketika merindukanmu, maka dimanapun kamu berada kutuliskan risalah kecil ini untukmu yang merupakan gambaran kecil dari rasa rinduku itu padamu.
Sungguh aku sangat merindukan hari itu dimana takdir akan mempertemukan kita, aku yakin takdir telah menarikku perlahan-lahan dari kejauhan begitu juga dirimu namun dari arah yang berbeda tentunya, sehingga ia akan mempertemukan dan menyatukan kita nantinya.
Aku tahu kau juga merindukanku seperti bulan merindukan mentari, malam merindukan siang namun tahukah kamu kalau Allah memisahkan mereka karena hikmah dan sungguh dibalik itu semua terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Allahlah yang mengatur segalanya, semuanya tunduk pada kehendak Allah, jika Allah berkehendak untuk menyatukan mereka maka itu mudah saja bagi Allah.
Bidadariku, sungguh bahtera ini terasa hampa tanpa dirimu, sedangkan ia harus mengarungi samudra fitnah yang luas yang belum pernah diarungi oleh orang-orang sebelumku, seperti bahtera Nabi Nuh yang tak lengkap tanpa dirimu karena kaulah pasanganku.
Bidadariku, kadang aku berfikir bahwa penantian ini begitu panjang sedangkan hawa disekitarku begitu dingin sehingga membuatku takut membeku dalam kesendirian dan penantianku, namun aku mencoba untuk selalu berbaik sangka pada sang pencipta cinta bahwa ia akan mempertemukan kita disini…di Dunia ini,,,dan disana…di Surganya kelak insya Allah.
Sungguh aku akan selalu mencoba untuk memperbaiki diriku sebelum aku bertemu denganmu agar Allah memperbaikimu untukku karena aku yakin dan percaya pada firman Allah “ wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik “ begitu juga sebaliknya. Aku ingin engkau seperti bunga Abadi, meskipun ia tidak seabadi namanya dan tidak seindah bunga pada umumnya namun ia sangat istimewa, ia hidup di ketinggian yang luar biasa sehingga tidak sembarangan orang bisa menggapai dan memilikinya dan ia selalu sabar menunggu seseorang yang benar-benar serius untuk memilikinya, yang berani mendaki ketingian itu hanya untuk memiliknya.
Wahai penyejuk mataku, sungguh kilau berlian ditepi jalan tidak menggetarkan singgasana cintaku yang sudah lama aku hias untukmu karena nafsu telah mendahuluinya dan akupun berlindung daripadanya. Maka aku akan selalu berdoa (jika Allah mempertemukan kita nanti ) agar Allah tidak mendahulukan nafsuku daripada cintaku padamu karena aku tidak melihat kebaikan pada orang yang mendahulukan nafsunya daripada cintanya.
Bidadariku, sungguh ketika aku mendengar firman Allah Azza Wajalla dalam surat Ar Ruum, Ayat : 21 yang artinya : “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “ dan sabda Nabi Muhammad yang mulia : “ wahai para pemuda barang siapa diantara kalian yang sanggup untuk menikah maka menikahlah, karena sesungguhnya itu bisa lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan “. Semangatku ketika itu berkobar membakar nafsu dan cintaku sehingga menjadikannya satu, kesadaranku hilang sejenak karena terlalu semangat ingin menjawab seruan itu, namun lagi-lagi aku tersadar, teringat bahwa aku tidak tahu kau dimana, akupun berkata dalam hati ini “ ingin rasanya menjemput cinta, namun siapa yang dicinta ?!! ,,sekiranya aku bisa mendengar rintihan hati yang haus dan rindu akan cintamu pastilah aku tidak bisa tidur karenanya…”.
Wahai bidadariku, penyempurna separuh agamaku, ibu dari anak-anakku (insya Allah) walaupun aku yakin kau tak secantik dan secerdas Aisyah dan Fatimah serta tak setakwa Asiah dan Khodijah tapi kau tetap akan menjadi yang terbaik disini….dihatiku,,,tahukah kamu bahwa tangan ini sudah tidak sabar tuk membelaimu, pundak ini tidak sabar untuk kau bersandar kepadanya dan mata ini sudah tidak sabar untuk melihatmu ….
Cinta…terakhir aku titipkan beberapa kata ini untukmu dengan harapan kau selalu menjaga dan mengingatnya dengan baik….cinta, bersabarlah dalam penantianmu dan jagalah hatimu, jagalah imanmu, jagalah takwamu dan jagalah agamamu,,,,karena aku hanya akan mencintaimu karena semua itu maka jika kau lepas semua itu darimu dan kau tidak berhias dengannya sedikitpun maka cintakupun akan sirna seiring dengan sirnanya semua itu dari dirimu,,Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh….
Dari yang merindukanmu :- Klik disini untuk melanjutkan »»
Senin, 07 November 2011
Mengambil Pelajaran Dari Kisah Nabi Ibrohim
Label: AL KISAH, tausiahJika kemarin pada hari ‘Arafah kita selalu teringat wasiat-wasiat terakhir Nabi shollallahu ‘Alaihi wassalam pada hari
" اليوم يئس الذين كفروا عن دينكم فلا تخشوهم و اخشون, اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي و رضيت لكم الإسلام دينا "
“ pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.“ QS. Al Maidah, Ayat : 3.
Dan sekarang di tgl 10 dzul hijjah disaat semua orang sedang menunaikan sholat ‘Iedul Adha kita teringat dengan sejarah yang ditulis oleh para sejarawan dengan tinta emas, yang diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’anNya yang akan dibaca hingga hari kiamat kelak, sudah seharusnya kita mengambil ibrah, contoh dan pelajaran dari kisah itu untuk menguatkan iman kita sebagai seorang mukmin kepada Allah Subhana Wata’ala.
# Kisah ayah kita Ibrahim, ketika beliau menghancurkan patung-patung orang kafir waktu itu sehingga membuat mereka marah dan berkata “ bunuhlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kalian” merekapun hendak membakar Ibrohim, sedangkan Ibrohim tidak memiliki daya apa-apa kecuali menyerahkan segala urusannya kepada pemilik Alam semesta seraya berkata : " حسبي الله و نعم الوكيل " - ia yakin kepada Allah bahwa Allahlah yg maha sanggup atas sesuatu, kehendak Alah diatas segalanya maka Allahpun menolongnya dengan menjadikan api itu dingin dan tidak berdampak buruk pada ibrohim Allah berfirman :
" يا نار كوني بردا و سلاما على إبراهيم "
– Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim – QS. Al Anbiya’, Ayat : 69.
Seandainya Allah hanya berkata “ wahai api menjadi dinginlah “ mungkin nabi Ibrohim akan mati beku dalam api itu, namun Allah berkehendak lain, Allah ingin menjadikan kejadian itu sebagai tanda kekuasaanNya dengan menyelamatkan Ibrohim dan menunjukkan bahwa tipu daya mereka sangatlah lemah.
# Siti Hajar Alaihassalam, ketika Nabi Ibrohim meninggalkannya dan anaknya Ismail Alaihissalam yang masih menyusui waktu itu di sebuah lembah yang kering dan tak berpenghuni yang dia sendiri tidak tahu apa alasan Nabi Ibrohim meninggalkan mereka berdua disana, iapun bertanya kepada Nabi Ibrohim : “ kepada siapa kamu titipkan kami disini ?” namun Nabi ibrohim ‘Alaihissalam tidak menjawab, sampai tiga kali siti Hajar menanyakan pertanyaan itu tapi Ibrohim tetap saja tidak menjawab, iapun menarik jubah Nabi Ibrohim dan berkata : “ apakah Allah yang menyuruhmu untuk ini ?!!” Nabi Ibrohimpun menganggukkan kepalanya, “ kalau begitu Allah tidak akan meninggalkan kita (tidak akan menyia-nyiakan kita)!!” lanjut siti Hajar degan yakinnya. Maha suci Allah yang telah memberikan siti Hajar keyakinan yang begitu kuat terhadap Allah, Dzat yang menciptakan semua apa yang di langit dan dibumi, yang membuatnya ridho dengan ketentuan Allah tanpa mengeluh sedikitpun.
Setelah meninggalkan mereka berdua disana dan hendak pulang Nabi ibrohimpun mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah sebagaimana yang diceritakan dalam Al Qur’an surat Ibrohim, Ayat : 37 yang artinya : “ Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur “.
Sungguh Nabi Ibrohim mempunyai keyakinan yang sama dengan apa yang diyakini istrinya sehingga beliau berani meninggalkan mereka berdua disana, karena ia tahu bahwa ini bukanlah perintah sembarangan tapi perintah Tuhan semesta Alam yang maha pengasih lagi maha penyayang terhadap hamba-hambanya.
Allah lalu mengabulkan doa Nabi Ibrohim sehingga tempat itu didatangi oleh manusia yang kemudian tinggal dan menetap disana serta menjadikan tempat itu selalu dikunjungi manusia tiap tahunnya dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan haji dan menjadikannya makmur sampai sekarang.
Setelah ditinggal Nabi Ibrohim, bekal yang hanya cukup untuk beberapa hari itupun habis, air susu menjadi kering dan Nabi ismail tidak berhenti menangis kelaparan dan kehausan, status siti Hajar yang sebagai istri seorang Nabi tidak membuatnya diam begitu saja menunggu makanan dan minuman turun dari langit , akan tetapi ia merusaha mencari, bolak-balik dari bukit Shofa dan Marwa sampai tujuh kali barulah ia mendapatkan mata air yang mengalir di bawah kaki Nabi Ismail yang tidak aka pernah berhenti mengalir sampai hari kiamat kelak itulah air Zamzam.
# tak sampai disana ujian untuk keluarga ini, setelah lama menunggu seorang buah hati Nabi Ibrohim dikaruniai seorang anak laki-laki yaitu ismail ketika ia sudah lanjut usia, baru saja anak itu lahir dia harus meninggalkannya disebuah lembah yang kering dan tak berpenghuni bersama ibunya, setelah ia tumbuh besar kembali ia harus berpisah dengan buah hatinya itu kali ini mungkin untuk yang terakhir kalinya, ia bermimpi menyembelih anaknya, sebagaimana yang kita tahu bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu. Sungguh ini sangat berat bagi Nabi Ibrohim, bagaimana mungkin seorang ayah menyembelih anaknya apalagi anak itu lahir ketika ia sudah lanjut usia, walaupun anak itu adalah seorang yang gila atau bahkan cacat sekalipun seorang ayah tidak akan tega membunuhnya.
Namun dengan keyakinan yang kuat dan ridho terhadap ketentuan Allah maka iapun melaksanakan perintah itu dengan ikhlas, namun sebelumnya ia tidak mau mendapatkan pahala sendiri ia mau berbagi pahala dengan anaknya Ismail, iapun menanyakan pendapat Ismail tentang hal itu, dengan tegasnya Ismail menjawab pertanyaan ayahnya :
“ wahai ayah lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, kamu akan mendapatiku insya Allah termasuk orang-orang yang bersabar..”
sungguh sama sekali ia tidak menyombongkan diri dan berkata : wahai ayah lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, kamu akan mendapati aku kuat atau kebal “ sama sekali tidak tapi ia mendahulukan kehendak Allah diatas segalanya dengan mengucapkan “insya Allah” karena sungguh tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah.Ketika pedang sudah di leher Ismail Allahpun menggantinya dengan hewan Qurban yang besar sungguh Allah maha pemurah lagi maha bijaksana.
Allahu Akbar….Allahu Akbar…Allahu Akbar…Laailaha Illallah Wallahu Akbar…Allahu Akbar Walillahilhamd…..
Itulah cerita yang erat hubungannya dengan hari raya ‘Iedul Adha cerita yang selalu menggetarkan hati orang-orang yang beriman bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan mereka sungguh keimanan dan keyakinan kita tidak ada apa-apanya, dan hendaknya kita sebagai seorang muslim bisa mengambil pelajaran dari kisah diatas bagaimana beliau dan keluarganya memiliki iman dan keyakinan begitu kuat kepada Allah dan selalu ridho serta sabar terhadap apa yang telah ditentukan oleh Allah. Semoga bermanfaat. Klik disini untuk melanjutkan »»
Selasa, 04 Oktober 2011
Aku Egois
Label: orat-oretentah kenapa aku menyesal setelah mendengar bahwa dirimu telah menjadi milik orang lain padahal,dulu aku yang melepasmu....ya aku melepasmu karena kelemahan yang ada pada diriku sungguh hati ini benar-benar egois....
aku egois.....
ketika aku mengatakan padamu untuk berhenti berharap namun, aku selalu mengharapkan dirimu
aku egois....
ketika aku mengatakan "lupakan aku" namun aku masih selalu mengingatmu bahkan selalu mengingatmu
aku egois.....
ketika aku mengatakan "biarkan takdir yang menentukan hubungan kita" namun aku kecewa pada keputusan takdir
aku egois....
saat kau rapuh aku enggan mengulurkan tanganku padamu, kini saatku rapuh tenggelam dalam harapanku aku masih mengharap uluran tanganmu.
Minggu, 02 Oktober 2011
Tinggalkan Ia Dan Cintanya
Label: Muslimah, renungan, tausiahSudah menjadi fitrah manusia untuk mencinta dan dicintai, semua orang butuh akan cinta karena tanpa cinta hidup ini tak lebih dari keledai yg terbaring di padang pasir, ibarat batu karang di lautan dan ibarat bunga di tepi jurang. Cinta membuat segalanya menjadi indah, memberi warna dalam hidup, melukis senyuman pada wajah, cinta membuat setiap detak jantung menjadi sangat berarti. Itulah cinta namun, cinta juga memiliki aturan main yang harus dijalankan jika ingin selamat dunia dan akhirat…
Cinta dan mencintai pada hakikatnya adalah boleh-boleh saja bahkan sangat dianjurkan untuk saling mencintai sesama muslim namun, ada cinta yang begitu spcial dan sangat sensitive, ia ibarat api berwujud embun dipagi hari dan bagi siapa saja yang tidak waspada terhadapnya maka ia akan terbakar yaitu cinta terhadap wanita yang merupakan perhiasan dunia dan fitnah terbesar bagi kaum lelaki. Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda dlm hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari (5096) dan Muslim (2740):
ما تركت بعدي فتنة أضرّ على الرجال من النساء
" tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah yg sangat berbahaya bagi kaum lelaki melainkan fitnah wanita ".
Cinta yang semacam ini mempunyai batasan yang sudah banyak disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah contohnya : saling menundukkan pandangan, tidak berkhalwat dalam satu ruangan jika si wanita tidak ditemani oleh mahromnya dan haram bagi keduanya untuk saling bersentuhan namun, semua itu akan menjadi boleh dan halal jika keduanya saling menikah karena pernikahan akan menghlalkan apa-apa yang sebelumnya haram jika dilakukan oleh dua sejoli bahkan hal itu dianggap ibadah yang berbuah pahala sebagaimana jika ia melakukannya kepada yang haram maka akan berbuah dosa...!
Namun terkadang cinta itu datang pada waktu yang kurang tepat -dan inilah salah satu sifat cinta datang tanpa diundang dan pergi tanpa alasan- contohnya saja saat anda tidak siap untuk menikah dan meminangnya karena berbagai alasan sedangkan cinta sudah melebarkan sayapnya maka tutuplah setiap celah yang bisa digunakan setan untuk menyesatkanmu karena sungguh jika tidak demikian maka siapalah yang sanggup bersabar akan godaan cinta. hari ini bisa jadi lewat FB atau YM saling tegur sapa lambat lawun menuju HP selanjutnya janjian disebuah tempat, ternyata kesan pertama begitu menggoda selanjutnya wal'iyaadzu billaah...., serahkan semuanya pada Allah, tinggalkan ia dan cintanya karena Allah, Karena barang siapa yang bertawakkal pada Allah maka Allah akan mencukupinya Rasulullah juga bersabda
“ من ترك شيئا لله عوّضه الله خيرا منه “
“barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik”
Dan bertakwalah kepada Allah karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberinya jalan keluar Allah berfirman :
(ومن يتّق الله يجعل له مخرجا)
" barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberinya jalan keluar " QS : At TolaQ, ayat : 2
Jika ia memang jodohmu maka tidak akan ada makhluk di muka bumi ini yang bisa memisahkan kalian walaupun mereka berkumpul dan merencanakan hal itu, dan jika ia memang bukan pilihan Allah untukmu maka tenanglah anda telah meninggalkan ia dan cintanya karena Allah maka niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dan itulah janji Allah dan Allah tidak pernah ingkar akan janjinya dan tidak ada seorangpun yang bisa menyatukan kalian jika Allah tidak menghendaki itu. Dan satu hal yang perlu anda ingat bahwa bisa jadi anda menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi anda dan bisa jadi anda membenci sesuatu padahal itu baik buat anda, Allah berfirman :
( ..و عسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم و عسى أن تحبّوا شيئا وهو شرّ لكم و الله يعلم و أنتم لا تعلمون ).QS : Al Baqoroh, Ayat : 216.
Allah berfirman :
( الخبيثات للخبيثين و الخبيثون للخبيثات و الطيّبات للطيّبين و الطيبون للطيبات )
walaupun ayat ini turun dalam Haditsatul Ifqi yg menjelaskan bahwa perkataan - perkataan buruk berasal dari orang-orang yang buruk dan perkataan-perkataan baik brasal dari orang yang baik-baik pula namun kaedah tafsir mengatakan bahwa "Al Ibrotu bi Umumillafadz laa Bikhususissabab"
Maka dari itu syeikh As Sa'di berkata dalam menafsirkan ayat ini " semua yg buruk dari laki-laki dan perempuan dan perkataan-perkataan serta perbuatan-perbuatan yang buruk serupa dan layak untuk orang yang buruk begitu juga semua yang baik dari laki-laki dan perempuan dan perkataan-perkataan serta perbuatan-perbuatan yang baik layak, serupa dan selalu bersama orang yang baik. kemudian beliau memberi contoh bahwa Nabi Muhammad adalah laki-laki terbaik di muka bumi ini dan sungguh tidak layak baginya kecuali wanita-wanita yang baik dan tuduhan terhadap Aisyah merupakan tuduhan terhadap Nabi pula dan itulah yang dimaksudkan oleh orang-orang munafik "
berbeda masalahnya jika kita sudah benar-benar siap untuk menikah maka tak perlulah kita meninggalkan ia dan cintanya akan tetapi bersegeralah sempurnakan separuh agamamu karena itulah yang dianjurkan islam...tapi ada yang perlu diperhatikan disini yaitu jangan sampai ada hubungan yang tidak perlu jika belum waktunya, sebaiknya mengunakan perantara comlang yang sudah bersuami-istri
sehingga tidak ada celah untuk setan berkelit. Karena sekuat-kuat iman
seseorang ia belum tentu mampu menahan gejolak cinta. Inilah yang
pepatah yang populer di zaman kakek-buyut kita “Sedikit-dikit lama-lama
menjadi bukit”. Ya, itulah cara setan menggiring manusia secara
perlahan. Akan tetapi pembawa syariat shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih cerdas dibandingkan setan. Cara ini tidak berlaku jika selalu menggenggam kaidah beragama,